-->

Rabu, 26 Oktober 2016

Untuk Para Perempuan Di Luar Sana. Berbahagialah

Kamu. Perempuan yang terlalu naif dan menganggap segala yang telah Allah gariskan akan semulus air mengalir.

Masihkah dengan keyakinan dan keteguhan yang sama? Atau apakah sekarang kamu mulai mempertanyakan tentang keyakinan tersebut?
Mempertanyakan segala muara dari air yang mengalir masihkah ia menuju garis takdir atau berhenti mengalirkah? Apakah diri sudah belajar menerima bahkan yg tidak bisa dan tidak mau dia terima?
Barangkali itulah alasan kenapa perempuan itu selalu tenggelam dalam ingatannya, sebab sebuah kenangan yang tak pernah ia lepaskan. Membuatnya terus kembali dan merasakan bagaimana hatinya berdebar setiap detiknya.

Mungkin perempuan itu teramat naif masih saja percaya bahwa kesakitan hanyalah permainan pikiran. Padahal dia tidak pernah tahu dan mau tahu bahwa kesakitan terasa lebih pedih dalam pikiran jika ia terus-terusan terbuai dalamnya.
Patah hati serta terluka karenanya adalah cara waktu menguji seberapa tabah engkau mencintai.
Perempuan itu sedang merasakan dua gejolak yang bertubi-tubi menyerangnya. Tapi kamu tahu, sedikitpun dia tidak menyalahkan Tuhan atas apa yang baru dia terima. Justru dia menyalahkan dirinya yang teramat tidak tahu diri. Ah, lagi-lagi dia menyalahkan dirinya kembali. Padahal apa salahnya sesekali saja dia mengumpat. Sekali saja dia mengeluh dan berteriak kencang,
Aku lelah!
Kenapa dia selalu saja mendahulukan kebaikan oranglain ketimbang dirinya terlebih dulu. Bukankah dia bodoh? Ya, akui sajalah kamu pasti jengah padanya. Karena meski sekuat itu badai menerpanya, dia tidak menampakan marut hatinya padamu.
Iya, memang benar sekali bahwa Perempuan itu tidak hanya naif tapi sangat aneh. Benar-benar aneh. Bahkan mungkin kamu sendiri akan sering dibuatnya bingung. Ia bisa marah dan sayang bersamaan. Ia bisa cemburu dan rindu bersamaan pula. Tapi, kebodohan terbesarnya adalah ia tak pernah mampu ketika harus mengatakan segala yang menyesakkan perasaannya. Bahkan ia tidak mau mengeluhkan serta mengumpatmu yang telah melukai hatinya waktu itu. Bodoh. Perempuan bodoh.
Tapi kamu tahu, tidak ada yang bisa meruntuhkan tembok kepercayaannya ketika dia percaya. Penyebab terbesar dari luka hatinya. Percaya kamu.
Mungkin menciptakan perempuan sabar memang cara Allah menaikan level kebaikan pada hatinya nanti.
Kepada Perempuan aneh dan naif itu, semoga dia membaca tulisan ini hingga akhir dan membuatnya ingat bahwa tulisan ini sedang mencoba menghiburnya dan sedang memberinya jalan untuk kembali bahagia.
‘jika hatimu sudah berani tuk memulai kembali. Yakinlah akan sampai. Satu hal yang hatimu perlu ketahui. Ya, tidak ada jalan yang mulus. Jika diujung jalan berduri ini adalah bahagiamu walau Mungkin nanti akan jatuh lagi. Mungkin akan membuatnya menangis lagi. Mungkin akan membuatnya menutup diri lagi. Percayalah, walau kata-kata ini tidak membantu sama sekali.
Luka di hati adalah tanda bahwa kita sedang belajar.

Luka di hati adalah tanda bahwa kamu pernah tulus mencintai.

Luka di hati adalah tanda bahwa kamu memiliki cinta yang besar untuk dia yang bisa memperjuangkannya nanti.

hipwee.com

Previous
Next Post »