-->

Kamis, 13 Oktober 2016

Renungan untuk Suami yang Tak Sayang Istri Lagi

Renungan untuk Suami yang Tak Sayang Istri Lagi

Kisah ini dituturkan Dr Karim Asy Syadzili dalam buku Kado Pernikahan; Bulir-Bulir Cinta untuk Suami Istri Demi Terwujudnya Pernikahan yang Barokah. Seorang suami mengeluh persoalan berat yang melanda rumah tangganya. Cintanya hilang. Ia tak lagi mencintai istrinya.

***

“Aku sudah tak lagi mencintai istriku,seakan-akan cintaku ditimpa penyakit kanker yang ganas. Menggerogoti hingga tak berbekas,” Dokter jiwa itu memperhatikanku dengan serius, namun raut wajahnya tetap tenang. Aku perlu bercerita selengkap mungkin agar mendapatkan solusi yang tepat.



“Sebenarnya obatnya sangat sederhana”

“Sangat sederhana?” Rasa penasaran membuatku tak sabar, “obat apakah itu, Dok?”

“Cintailah istrimu” Apa? Tidak salahkah aku mendengarnya?

“Aku datang untuk mengadukan bahwa cintaku kepada istri telah hilang. Lalu engkau menyuruhku mencintainya? Lalu apa gunanya aku datang kepadamu?” agak tinggi nadaku menanggapi kalimat dokter di hadapanku itu.

“Kalau begitu… cintailah istrimu”

Karena psikiater itu mengulangi lagi saran yang sama, seiring membaik kesabaranku, aku bertanya apa maksudnya.

“Wahai dokter, apa yang sebenarnya engkau maksudkan? Bagaimana caranya aku bisa kembali mencintai istriku?”

“Pak, apakah sebelumnya engkau pernah mencintai istrimu?” tanyannya sambil tersenyum.

“Tentu saja. Dulu aku sangat mencintainya.”

“Apa yang kau lakukan saat itu agar cintamu langgeng?”

“Aku biasa memberinya hadiah, mengajaknya makan malam ke rumah makan, mengajaknya jalan-jalan ke pantai…” Banyak hal yang memang kulakukan di awal-awal pernikahan, saat cintaku menggelora dan segalanya indah di mata. Seakan dunia milik kami berdua.

“Nah, aku ingin kau melakukan hal yang sama seperti itu selama satu bulan ini secara terus menerus”

Meskipun awalnya ragu dengan istilah “cintailah istrimu”, penjelasan dokter dan sarannya itu menurutku masuk akal juga. Tidak ada salahnya mencoba.

Sebulan kemudian, kami kembali bertemu. Dokter jiwa itu menyambutku sangat hangat. Agaknya ia bisa melihat perbedaan yang sangat signifikan dari wajah dan bahasa tubuhku.

 “Jadi, bagaimana hasilnya?” pertanyaannya langsung to the point.

“Terima kasih, Dok. Ternyata saranmu benar-benar manjur. Hubungan rumah tanggaku berangsur-angsur membaik. Binar-binar cinta tampak di mata istriku. Dan anehnya, cintaku juga kembali seperti dulu. Dia mencintaiku dan aku pun mencintainya.”

“Cinta itu perlu pembiasaan,” kata dokter itu menyampaikan kesimpulan, “Tidak seperti film-film romantis yang hanya perlu janji-janji dan kata-kata manis.”

***

Mungkin Anda saat ini juga mengalami apa yang dialami oleh laki-laki di atas. Tak lagi mencintai istri, atau kadar cintanya berkurang. Tak perlu buru-buru ke psikiater, cobalah bangun kembali cinta itu. Sebab cinta adalah kata kerja. Ia akan hadir jika kita mengupayakannya, insya Allah.


تَهَادَوْا تَحَابُّوا

“Salinglah memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai” (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad)

Betapa nasehat Rasulullah ini menunjukkan salah satu cara membangun cinta, termasuk cinta kepada suami istri. Dalam hadits yang lain, disebutkan cara membangun cinta adalah dengan salam.

Setiap perhatian kita kepada istri, ucapan indah kita kepadanya, kebaikan dan hadiah yang kita berikan, pengorbanan yang kita lakukan… semuanya akan menumbuhkan cinta. Saat cinta istri tampak seperti dulu, insya Allah cinta kita juga kembali seperti dulu. Dan jangan lupa berdoa. Perbanyak doa karena Allah-lah Sang Pemilik cinta dan penggenggam hati hambaNya. (webmuslimah/akhwatindonesia)

Previous
Next Post »