-->

Jumat, 14 Oktober 2016

Baca Kalau Berani..!! Inilah Keadaan Paling Pedih dari Jenazah yang Baru Meninggal Menurut Rasullulah Saw

Baca Kalau Berani..!! Inilah Keadaan Paling Pedih dari Jenazah yang Baru Meninggal Menurut Rasullulah Saw

Aisyah melanjutkan ceritanya: Rasulullah saw kemudian tiduran dengan meletakkan kepalanya diatas pangkuanku. beliau tidur dengan telentang. Diatas tengkuknya aku berbuat mencari uban jenggotnya.

Akhirnya aku melihat dalam jenggot beliau ada 11 rambut putih. Lantas aku berfikir, dalam hati aku mengatakan: "Bahwa beliau ini akan wafat mendahului aku, maka tinggallah umat ini tanpa ada Nabi".

Tanpa terasa aku menangis sampai air mataku mengalir dipipi sehingga menetes kewajah Rasulullah SAW, beliau langsung terbangun dari tidurnya seraya bertanya: "Apa yang menyebabkan dirimu menangis wahai Ummul Mukminin?"

Aku lantas menceritakan kepada beliau suatu cerita. Beliau lalu bertanya kepadaku: "Saat apa yang paling pedih dialami mayit?". Aku menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih diatas diri si mayit disaat mayit keluar dari rumahnya, sedangkan anak-anaknya berduka cita dibelakangnya, seraya mengatakan: "Aduh...bapak...aduh... Sedangkan ibu dan bapaknya berkata: Aduh... anakku..."

Rasulullah lalu bersabda: "Yang ini lebih pedih lagi". Kemudian aku bertanya: "Apa yang lebih pedih dari itu Ya Rasulullah?". Beliau menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih bagi simayit ketika ia diletakkan dalam liang kubur kemudian diuruk dengan tanah. Setelah itu, kembalilah para kerabatnya, anak-anaknya dan para kekasihnya, mereka semua menyerahkan simayit kepada Allah Ta'ala beserta perbuatan amalnya. Lalu datanglah malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya. (siramanislam.com)

Kemudian Nabi saw bertanya: "Saat apa yang paling pedih dari kejadian tersebut itu?". Aku menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih tahu".

Beliau lantas bersabda: "Wahai Aisyah, sesungguhnya keadaan yang paling pedih atas diri simayit adalah ketika orang yang memandikan masuk kepadanya untuk memandikan dirinya, lalu orang yang memandikan mengeluarkan cincin si mayit muda dari jarinya, melepaskan baju penganten dari badannya, melepaskan surban mayit tua atau mayit alim dari kepalanya guna dimandikan.

Pada saat itu, ruhnya memanggil sewaktu melihat simayit dalam keadaan telanjang, dengan suara yang bisa didengar oleh seluruh makhluk, kecuali jin dan manusia. Ruh itu mengatakan: "Wahai orang yang memandikan, aku meminta supaya kalian menyopot bajuku dengan pelan, sebab saat ini aku benar-benar ingin istirahat akibat dari sakitnya tarikan Malikat maut
tadi".

Ketika orang-orang sedang memandikan mayit, maka berkatalah ruh: "Wahai orang yang memandikan, kalian jangan memegang aku dengan kuat, sebab jasadku telah luka akibat dari keluarnya ruh".

Setelah selesai dimandikan simayit diletakkan didalam kain kafan, kemudian diikat pada tempat kedua telapak kakinya. Pada saat itu si mayit memanggil-manggil: "Wahai orang yang memandikan, kalian jangan mengikat kain kafan kepalaku sehingga aku bisa melihat wajah istriku, anak-anakku dan kaum kerabatku, sebab pada hari ini adalah hari yang terakhir kali aku melihat mereka. Hari ini aku akan pisah dengan mereka, aku juga tidak akan melihat mereka lagi sampai hari kiamat tiba.

Sewaktu mayit dikeluarkan dari rumah, maka mayit berseru: "Wahai golonganku, kutinggalkan istriku dalam keadaan janda, kalian jangan menyakitinya. Kutinggalkan anak-anakku dalam keadaan yatim, kalian jangan menyakitinya, sebab pada hari ini aku keluar rumah dan tidak akan kembali lagi pada mereka untuk selamanya.

Tatkala mayit diletakkan diatas keranda, simayit berseru: "Wahai golonganku, kalian jangan tergesa-gesa membawaku, sehingga aku bisa mendengarkan suara istriku, anak-anakku, serta kaum kerabatku, sebab pada hari ini aku berpisah dengan mereka sampai hari kiamat. (siramanislam.com)

Pada saat mayit dipikul diatas keranda dan orang-orang yang mengantarkan sudah melangkahkan kakinya tiga kali, tiba-tiba ada seruan dengan suara yang bisa didengar oleh sagala sesuatu kecuali cerminan manusia dan jin. Ruh itu berkata: "Wahai para kekasihku, wahai para saudaraku, wahai anak-anakku, janganlah kalian terbujuk oleh tipu daya dunia, sebagaimana dunia telah menipu diriku. janganlah kalian dipermainkan zaman, sebagaimana jalan telah mempermainkan diriku.
Ambillah pelajaran apa yang aku alami ini, sesungguhnya aku telah meninggalkan semua harta yang tealah aku kumpulkan untuk ahli warisku, dan mereka tidak mau menanggung sedikit pun dari kesalahanku.

Didalam kubur Allah menghisab aku, sedangkan didunia kalian bersenang-senang dengan segala isinya. Kalian juga tidak mendoakan aku ketika kalian menshalati jenazah.

Pada waktu sebagian ahlinya dan teman-temannya kembali dari tempat shalat, maka si mayit berkata: "Wahai saudaraku, aku mengetahui bahwa mayit itu lupa dikala hidupnya, tetapi kalian jangan melupakan aku secepat ini sebelum kalian menanamku, sehingga aku bisa melihat pada tempatku. Wahai saudaraku, aku mengetahui bahwa wajah mayit lebih dingin dari pada siraman air yang dingin menurut perasaan hati orang yang masih hidup, tetapi kalian janganlah kembali secepat ini".

Ketika mayit diletakkan didekat kuburnya, simayit berkata: "Wahai golonganku, wahai saudara-saudaraku, aku telah mendoakan kalian tetapi kalian tidak pernah mendoakan diriku".

Saat mayit diletakkan dalam kuburnya, simayit berkata: "Wahai ahli waris, aku tidak mengumpulkan harta yang banyak kecuali aku tinggalkan untuk kalian, maka ingatlah kalian kepadaku dengan memperbanyak kebaikan seperti yang telah aku ajarkan kepada kalian tentang isi Al-Quran dan tata krama, janganlah kalian lupa untuk mendoakan aku"

Previous
Next Post »