Cinta adalah hal yang sangat unik. Ada kalanya dia begitu banyak memberi, namun sering pula dia begitu banyak meminta.
Bukti ini dan itu diharapkan demi menunjukkan bahwa cinta itu memang ada. Karena cinta tak kasat mata dan tak bisa diraba, manusia berusaha membuatnya menjadi nyata melalui perbuatan-perbuatan yang tampak mata. Namun cinta bukan sesuatu yang bisa begitu saja dimaknai dengan ‘kalau kamu cinta aku, kamu harus begini dan begitu’. Cinta lebih dari itu.
Cinta juga sesuatu yang sangat ambigu. Ketika kamu menemukan seseorang yang dengannya kamu berbagi cinta, kamu seolah mendapat nyawa kedua. Kini segala-galanya tak harus kamu lalui seorang diri. Kamu punya kaki cadangan, yang akan menguatkanmu saat kedua kakimu sendiri goyah. Namun untuk tetap eksis, cinta juga butuh ruang, yang di dalamnya membutuhkan satu jarak agar dapat bergerak.
Cinta tak harus dibuktikan dengan syarat yang kaku. Toh masing-masing orang punya cara sendiri untuk membuktikan cintanya. Jadi, untuk kamu para ladies yang sedang jatuh cinta, jangan pernah percaya bila pria menuntut ini dan itu atas nama cinta sejati. Karena dia yang mencintaimu sebenar-benarnya, tidak akan meminta hal-hal ini sebagai bukti cinta sejati.
1. Dia tahu kamu punya mimpi. Bila tidak sejalan dia akan berusaha mengerti, bukan memaksamu berhenti atas nama cinta sejati
Banyak hubungan yang kandas karena mimpi yang tak sejalan. Bila pasanganmu mengharapkanmu untuk segera menerima lamaran dan menggelar resepsi, sementara kamu masih berusaha untuk meraih mimpi, semuanya bisa dibicarakan. Tak harus langsung pada kesimpulan bahwa kamu tidak cinta, hanya karena kamu punya mimpi yang berbeda.
Setiap orang memiliki mimpinya masing-masing. Dia yang mencintaimu dengan sebenar-benarnya akan mendukungmu meraih apa yang kamu mimpikan, meskipun itu tidak sama dengannya. Memintamu untuk meninggalkan mimpimu demi dirinya sama seperti membunuh mimpimu atas nama cinta sejati, mengungkung dirimu agar tidak bisa berkembang, untuk kemudian dia kuasai seorang diri. Cinta tidak melakukan ini.
2. Dia tidak akan menuntut semua waktumu. Sebab dia paham kalian punya dunia sendiri dan sama-sama sedang memantaskan diri
Mencintai seseorang tidak berarti kamu harus memberikan seluruh waktumu untuknya. Karena cinta tidak meleburkan dua orang menjadi satu, melainkan mendampinginya untuk jalan beriringan. Pria yang benar-benar mencintai mengerti bahwa kamu punya dunia sendiri. Sama seperti dirinya yang juga memiliki dunia sendiri.
Bekerja keras, memaksimalkan segala potensi, adalah salah satu cara memperbaiki diri. Sebab dia ingin bersamamu di pelaminan kelak dalam kondisi terbaik dari masing-masing, dia paham bahwa kamu juga sedang berusaha memantaskan diri.
3. Hobi tak sama tidak membuatnya kecil hati. Dia tak akan memaksamu melakukan apa yang dia sukai
Memang lebih mudah bagi pasangan yang punya banyak kesamaan hobi. Banyak topik pembicaraan yang keduanya sama-sama mengerti. Banyak hal yang bisa dilakukan berdua dan sama-sama menikmati. Namun dia yang benar-benar mencintaimu tahu bahwa kesamaan hobi bukan satu-satunya hal yang bisa menghidupi cinta. Dia tidak akan memaksamu meninggalkan hobimu dan menyukai hobinya hanya agar kamu dan dia bisa menjalani hal yang sama berdua. Perbedaan minat dan hobi tidak membuatnya kecil hati, sebab dia tahu bahwa perbedaan tidak menghalangi hati untuk saling mencintai.
4. Bila dia memintamu memilih antara dia atau teman-temanmu, pikir ulang lagi. Barangkali dia bukan sosok yang tepat untukmu
Seorang pria yang posesif mengharapkanmu untuk memberikan semua waktu untuknya. Dia tidak rela bila kamu bersama teman-temanmu dan tidak bersamanya. Karenanya dia selalu menempatkan dirimu dalam posisi rumit untuk memilih antara temanmu atau dirinya. Keputusan akan salah satunya akan meniadakan yang lain. Ini bukanlah cinta, melainkan usaha dominasi, sementara cinta seharusnya berjalan dalam relasi yang setara dan bebas dominasi. Dia yang benar-benar mencintaimu tahu bahwa cinta tidak sama dengan penyerahan diri. Sesekali tidak malam mingguan bersama karena kamu main dengan teman-teman tidak berarti kamu sudah tak cinta lagi.
5. Dia yang benar-benar mencintaimu tak akan membunuh hak-mu untuk berpendapat. Bukan atas nama jalan bersama, lantas dia memaksamu untuk selalu sepakat
Meski cinta membutuhkan tujuan yang sama agar kelak perahu bisa melaju dengan selamat di tengah samudera, bukan berarti kamu dan dan dia harus sepakat atas segala-galanya. Karena semua orang berhak mengemukakann pendapat, kamu juga punya hak untuk tidak sepakat.
Hubungan adalah tentang dan untuk dua orang. Tidak benar bila hanya satu orang yang memutuskan segala-galanya. Bukankah itu uniknya cinta? Melaju menuju arah yang sama dengan berbagai keunikan dan perbedaan masing-masing pihak?
6. Katanya cemburu itu tanda cinta. Tapi bila apa-apa dia selalu curiga, tandanya dia tidak pernah percaya
Banyak yang mengasosiasikan kecemburuan dengan perasaan cinta yang mendalam. Tidak mau melihat kamu bersama orang lain artinya sama dengan tidak ingin kehilangan. Bila tidak pernah cemburu, berarti tidak ada rasa sayang. Namun bukankah cinta itu perlu diikat dengan kepercayaan? Tanpa kepercayaan, bagaimana kamu dan dia bisa sama-sama berjalan? Rasa curiga dan cemburu yang berlebihan menunjukkan cinta yang tidak dewasa. Bisakah kamu mengandalkan cinta yang tidak dewasa untuk menjadi nafas dari hubungan dua orang dewasa?
7. Dia yang mencintaimu selalu berusaha membuatmu nyaman pada dirimu sendiri. Bukannya menyuruhmu berubah begini dan begitu, demi kesenangannya sendiri
Dia yang mencintaimu sebenar-benarnya tidak akan memintamu untuk berubah ini dan itu sesuai keinginannya. Sebab dia tahu bahwa yang dia cintai adalah apa adanya kamu, bukan sosok ideal dalam kepalanya. Cinta tidak berarti menghilangkan diri demi mencocokkan diri. Ingatlah, bahwa kamu harus tetap memiliki dirimu sendiri. Ibarat sebuah rumah, hatimu punya serambi. Pasanganmu hanya boleh tinggal di serambi, sementara dalam inti hatimu, hanya boleh ada kamu sendiri. Cinta tidak berarti meniadakan diri sendiri.
Cinta bukan sesuatu yang bisa kamu temukan metode pembuktiannya dalam buku-buku ilmu pasti. Cinta bukan sesuatu yang bisa kamu rekati dengan rumus jika A sama dengan B, maka B sama dengan A. Cinta memang perlu bukti. Namun biarkan dia membuktikan dirinya sendiri.
Sebab cinta tak hanya soal bagaimana kamu bermesraan satu sama lain, melainkan juga bagaimana kamu mendukung pasanganmu untuk menemukan dirinya sendiri. Cinta seharusnya membuat kamu dan dia sama-sama berkembang, bukan yang satu berkuada sementara yang lain perlahan menghilang demi lancarnya sebuah hubungan.