Kisah ini di utarakan oleh aden, tentang sahabatnya, yakni ustadz ihsan maulana. Kisah tentang kepedulian dan kejujuran yang senantiasa di ganjar berlipat-lipat oleh Allah Swt. Berikut penuturannya.
Saya punya seorang teman seperjuangan selama di jakarta, biasa disapa “inyong” karena ia orang tegal. Kebiasaan beliau setiap lebaran adalah membagi-bagikan santunan untuk anak yatim di kampungnya. Nah pada H-3 lebaran idul fitri tahun 2000, kondisi keuangan cukup memprihatinkan, tapi keinginan untuk menyantuni yatim di kampungnya terus menerus menjadi pikiran.
Pada saat lebaran kurang 2 hari, akhirnya beliau terpaksa pulang tanpa membawa apa-apa, hanya berbekal transport dari hasil bantuan teman-teman yang peduli, dan ikut rombongan mudik bersama yang di selenggarakan salah satu produsen makanan. Di perjalanan, tepatnya di daerah tegal terjadi kemacetan yang cukup panjang. Ternyata terjadi kecelakaan sebuah mobil vitara yang di dalamnya terdapat dua orang wanita muda dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ironisnya, orang-orang di sekitarnya hanya menyaksikan saja, tidak ada yang memberikan bantuan.
Melihat itu, spontan sahabat saya ini langsung turun dan memberi komando pada masyarakat untuk menolong dua wanita tadi dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Pada saat menolong tanpa sadar sahabat saya membawa satu tas korban yang di peluk oleh salah seorang korban. Sesampainya di rumah sakit , ketika di tanya oleh petugas siapa penanggung jawabnya, beliau katakan dengan tegas, “ Saya keluarganya,” sehingga kedua korban tersebut mendapatkan perawatan selayaknya.
Sahabat saya itu harap-harap cemas menunggu kedua korban. Hingga akhirnya pada sore hari pada H-1 lebaran, salah satunya siuman dan dapat menginformasikan kepada keluarganya yang ternyata hanya berjarak 25 km dari lokasi kejadian. Hal yang membuat sahabat saya bingung sebenarnya bukan mengenai kedua korban kecelakaan, tapi yang saat ini sedang di pikirkan adalah bagaimana beliau harus pulang dengan tangan hampa, bagaimana harus pulang tanpa bisa menyantuni anak-anak yatim yang ada di kampungnya, padahal ini sudah malam takbiran.
Sekitar jam 08.00 malam keluarga korban datang menjenguk kedua wanita malang tadi, dan tidak putus-putus mengucapkan terima kasih kepada sahabat saya. Sebelum pulang, keluarga korban sempat menanyakan, “ Apakah adik melihat tas yang di bawa anak saya? “ Ternyata itu adalah tas yang sahabat saya bawa pada saat menyelamatkan kedua wanita tadi.
Kemudian di berikannya tas tersebut, yang ternyata isinya uang tunai sebesar 250 juta. Orang tua korban langsung memeluk sahabat saya dengan tidak hentinya mengucap terima kasih. Sambil meneteskan air mata orang tua korban berkata, “ terima kasih banyak ya dik. Belum pernah bapak ketemu orang seperti adik. Mau peduli kepada sesama dan jujur. Mungkin jika tas ini jatuh ke tangan orang lain, belum tentu kembali “. Dan sebelum pulang, bapak si korban merogoh tas yang tadi di bawa oleh sahabat saya, sekali lagi mengucapkan terima kasih sambil memberikan satu gepok uang 50 ribuan yang setelah di hitung ternyata berjumlah lima juta rupiah.
Subhanallah, sujud syukur beliau di RS itu. Tak terasa air matanya menetes,” Ya Allah, terima kasih Engkau telah mendengar rintihan hamba-Mu ini “. Bergegas ia pulang ke kampungnya yang jaraknya tidak terlalu jauh. Di bangunkannya anak-anak muda binaannya. Jam 12 malam engkoh cina pemilik agen sembako di bangunkan dan pada akhirnya niatan untuk tetap menyantuni anak yatim di hari yang fitri dapat terlaksana. [reportaseterkini.net]
Pada saat lebaran kurang 2 hari, akhirnya beliau terpaksa pulang tanpa membawa apa-apa, hanya berbekal transport dari hasil bantuan teman-teman yang peduli, dan ikut rombongan mudik bersama yang di selenggarakan salah satu produsen makanan. Di perjalanan, tepatnya di daerah tegal terjadi kemacetan yang cukup panjang. Ternyata terjadi kecelakaan sebuah mobil vitara yang di dalamnya terdapat dua orang wanita muda dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ironisnya, orang-orang di sekitarnya hanya menyaksikan saja, tidak ada yang memberikan bantuan.
Melihat itu, spontan sahabat saya ini langsung turun dan memberi komando pada masyarakat untuk menolong dua wanita tadi dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Pada saat menolong tanpa sadar sahabat saya membawa satu tas korban yang di peluk oleh salah seorang korban. Sesampainya di rumah sakit , ketika di tanya oleh petugas siapa penanggung jawabnya, beliau katakan dengan tegas, “ Saya keluarganya,” sehingga kedua korban tersebut mendapatkan perawatan selayaknya.
Sahabat saya itu harap-harap cemas menunggu kedua korban. Hingga akhirnya pada sore hari pada H-1 lebaran, salah satunya siuman dan dapat menginformasikan kepada keluarganya yang ternyata hanya berjarak 25 km dari lokasi kejadian. Hal yang membuat sahabat saya bingung sebenarnya bukan mengenai kedua korban kecelakaan, tapi yang saat ini sedang di pikirkan adalah bagaimana beliau harus pulang dengan tangan hampa, bagaimana harus pulang tanpa bisa menyantuni anak-anak yatim yang ada di kampungnya, padahal ini sudah malam takbiran.
Sekitar jam 08.00 malam keluarga korban datang menjenguk kedua wanita malang tadi, dan tidak putus-putus mengucapkan terima kasih kepada sahabat saya. Sebelum pulang, keluarga korban sempat menanyakan, “ Apakah adik melihat tas yang di bawa anak saya? “ Ternyata itu adalah tas yang sahabat saya bawa pada saat menyelamatkan kedua wanita tadi.
Kemudian di berikannya tas tersebut, yang ternyata isinya uang tunai sebesar 250 juta. Orang tua korban langsung memeluk sahabat saya dengan tidak hentinya mengucap terima kasih. Sambil meneteskan air mata orang tua korban berkata, “ terima kasih banyak ya dik. Belum pernah bapak ketemu orang seperti adik. Mau peduli kepada sesama dan jujur. Mungkin jika tas ini jatuh ke tangan orang lain, belum tentu kembali “. Dan sebelum pulang, bapak si korban merogoh tas yang tadi di bawa oleh sahabat saya, sekali lagi mengucapkan terima kasih sambil memberikan satu gepok uang 50 ribuan yang setelah di hitung ternyata berjumlah lima juta rupiah.
Subhanallah, sujud syukur beliau di RS itu. Tak terasa air matanya menetes,” Ya Allah, terima kasih Engkau telah mendengar rintihan hamba-Mu ini “. Bergegas ia pulang ke kampungnya yang jaraknya tidak terlalu jauh. Di bangunkannya anak-anak muda binaannya. Jam 12 malam engkoh cina pemilik agen sembako di bangunkan dan pada akhirnya niatan untuk tetap menyantuni anak yatim di hari yang fitri dapat terlaksana. [reportaseterkini.net]